Tersesat! Barangkali, itulah satu dari sekian banyak kisah jamaah haji yang sering kita dengar di setiap musim haji. Keluar pondokan menuju Masjidil Haram, tapi bingung saat harus kembali. Wajar, banyak sekali pintu masuk-keluar di Masjidil Haram yang serupa bentuknya.
Dari tahun ke tahun, musim ke musim, kasuh jamaah haji yang tersesat selalu saja ada. Sebagai contoh, kasus jamaah tersesat jalan saat musim haji 2011. Tak tanggung-tanggung, jumlah jamaah haji yang tersesat jalan ini mencapai ratusan orang.
Seperti yang diberitakan dalam Indopos, Kepala Sektor Khusus Masjidil Haram Maskat mengatakan bahwa jumlah jamaah haji yang tersesat pada musim haji tahun 2011 lalu mencapai ratusan orang. Sebelumnya saat calhaj datang dari Madinah ke Makkah—gelombang pertama—mulai 11 Oktober lalu, jumlah calhaj yang tersesat hanya berkisar puluhan. Namun, setelah gelombang kedua masuk mulai 14 Oktober lalu, di mana dari Jeddah langsung ke Makkah, jumlah calhaj yang tersesat menembus angka seratus lebih. ’’Hari ini (Rabu malam, Red) yang terdeteksi 140 lebih orang,’’ ujarnya kepada INDOPOS di dekat Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi pada tanggal 19/10/2011.
Malam itu, INDOPOS yang berada di dekat posko Sektor Khusus sekitar 1 jam melihat ada sekitar 10 calhaj yang tersesat. ’’Mereka biasanya baru datang, terus buru-buru melaksanakan ibadah, tanpa mengingat lokasi pemondokan dan saat masuk ke Masjidil Haram,’’ tegas Kepala Daerah Kerja Makkah Arsyad Hidayat yang memantau beberapa jam di sekitar Masjidil Haram.
Untuk mengatasi maraknya kasus jamaah yang tersesat jalan ini, Maskat mengatakan bahwa telah diterjunkan 15 orang personil pengamanan di sektor Masjidil Haram. Untuk meningkatkan pelayanannya, personil di sektor khusus Masjidil Haram ini dibantu oleh tenaga musiman (temus) yang direkrut dari mahasiswa Timur Tengah serta mereka yang mukim atau tinggal di Arab Saudi. Pelayanan di sektor khusus ini dilakukan selama 24 jam penuh.
Jika ada jamaah yang tersesat, mereka akan diistirahatkan dulu di kantor sektor khusus yang telah disediakan. Di sini, jamaah akan di data serta diberi minuman dan snack. Setelah itu, jamaah akan diantar ke pemondokannya masing-masing. Untuk keperluan ini, kantor sektor khusus dilengkapi dengan mobil koster.
Kiat agar tidak tersesat
Meskipun setiap tahun dilaksanakan, kisah tersesat pada saat melaksanakan haji merupakan cerita favorit yang tak habis menariknya untuk diperbicangkan. Serupa tapi tak sama. Meskipun kasusnya sama, tetapi pelakunya berbeda. Hal ini sangat wajar terjadi pada jamaah haji yang baru saja melaksanakan hajinya.
Tersesat memang perkara yang biasa. Namun, tersesat di “belantara” manusia dan negeri yang asing bagi kita mungkin akan berbeda cerita. Apalagi bagi kita yang sama sekali tidak bisa berbahasa Arab atau Inggris. Bahkan, pernah dikabarkan ada jamaah yang tertinggal kelompoknya untuk melakukan wukuf karena tersesat. Tentu saja, hal itu akan menjadi masalah serius, bukan?
Nah, agar kasus tersesat tidak menimpa Anda, terdapat 7 kiat yang bisa Anda terapkan selama masa haji berlangsung.
Amati dan hapalkan lokasi pondokan
Beberapa hal yang perlu diingat tentang lokasi pemondokan di antaranya nama jalan, nomor pondok, gedung yang mudah dikenal di sekitar pondok, bentuk bangunan pondok. Akan lebih bagus jika mengenal arah benda atau bangunan dari pondok, misal masjidil haram terletak di sebelah barat pondok.
Menyimpan nomor telepon dan alamat pondokan
Jika khawatir lupa, tuliskan alamat pemondokan dan nomor teleponnya di buka notes. Gambarkan pula denah jalan sederhana beserta gedung patokan yang dilewati. Nah, denah dan catatan ini bisa dijadikan petunjuk jika kita lupa jalan pulang dan terpisah dari rombongan.
Selalu berangkat dengan rombongan
Jika memungkinkan, usahakan untuk terus berada dalam rombongan. Jika tidak ada urusan yang sangat penting, misalnya buang hajat, usahakan agar tidak terlepas dari rombongan jamaah.
Menghubungi petugas haji
Jika benar-benar terpisah dari rombongan, cobalah untuk menghubungi petugas haji. Petugas ini biasa mangkal di pos-pos tertentu yang ditandai dengan adanya bendera merah-putih. Nomor kontak petugas haji biasanya sudah tercantum di masing-masing taging atau tanda pengenal jamaah haji.
Selalu membawa tanda pengenal
Tanda pengenal sangat penting untuk dibawa. Salah satunya agar kita mudah dikenali dan memudahkan menghubungi petugas haji terkait. Pada tanda pengenal terdapat nama haji, kelompok terbang, serta nomor petugas haji yang bisa dihubungi.
Mencari teman pendamping
Bagi jamaah haji yang sudah tua, perlu kiranya mencari teman pendamping dari sesama haji yang masih muda. Selain bisa diandalkan untuk mengingat lokasi, jamaah yang masih muda relatif segap dan bisa dimintai tolong jika ada urusan yang tidak bisa dilakukan oleh orang tua.
Gunakan identitas unik rombongan
Identitas unik rombongan berfungsi vital untuk memudahkan mengenal rombongan. Jika ada yang tersesat, dengan melihat identitas unik ini maka petugas haji atau sesama jamaah mudah mengidentifikasi. Contoh identitas unik ini di antaranya selempang, slayer, serta pita pada kerudung dengan corak dan warna khusus. (RA)
Panduan haji
Tidak ada komentar:
Posting Komentar