Bingung, mau pilih-pilih paket haji? Jangan khawatir, di website Cheria Travel ini, semua permasalahan terkait ibadah haji dan umrah akan dibahas, tidak terkecuali pembahasan seputar fasilitas paket haji yang ada saat ini.
Mitra haji dan umrah, bingung saat harus memilih paket pemberangkatan haji adalah hal yang wajar, terlebih bagi yang masih awam atau belum pernah pergi ke tanah suci. Pengetahuan yang minim adalah salah satu penyebabnya. Nah, kali ini kita akan membahas atau membedah sekilas fasilitas yang ditawarkan dalam paket haji reguler. Harapannya, informasi ini bisa dijadikan bekal persiapan bagi mitra haji dan umrah sebelum menunaikan ibadah haji.
ONH /BPIH reguler
ONH merupakan singkatan dari ongkos naik haji, sedangkan BPIH singkatan dari biaya penyelenggaraan ibadah haji. ONH/BPIH reguler jelas lebih murah dibandingkan dengan haji plus. Jika BPIH untuk haji plus berkisar minimal 70 jutaan, BPIH haji reguler hanya setengahnya, berkisar 35 jutaan.
Masa tunggu pemberangkatan (waiting list)
Masa tunggu (waiting list) haji reguler di setiap daerah bisa berbeda, tergantung dari sedikit banyaknya pendaftar di daerah yang bersangkutan. Ada yang hanya membutuhkan 2 tahun, 4 tahun, bahkan ada yang lebih dari 10 tahun. Berbeda dengan masa tunggu pemberangkatan (waiting list) calon jamaah haji plus yang lebih cepat.
Lamanya ibadah di tanah suci
Pelaksanaan haji reguler sekitar 40 hari. Perinciannya, lama ibadah di Mekkah sekitar 20 hari, di Arafah - Mina 4 hari, dan di Madinah sekitar 6 hari.
Akomodasi dan konsumsi
Kebutuhan akomodasi dan konsumsi sehari-hari haji reguler selama di Mekkah harus diusahakan sendiri oleh para jamaah. Untuk makan, jamaah bisa memasak sendiri, membeli makanan di warung makan, atau memesan katering sendiri.
Adapun akomodasi dan konsumsi bagi jamaah haji reguler selama di Madinah ditanggung oleh pihak hotel. Biasanya, jamaah mendapatkan jatah makan dua kali. Satu porsi makan terdiri dari nasi dan lauk, ditambah buah dan minuman mineral. Secara keseluruhan, pemondokan atau maktab jamaah di Madinah ditempatkan di hotel yang relatif sangat dekat dengan Masjid Nabawi. Dengan begitu, jamaah tidak perlu mengeluarkan ongkos naik taksi, cukup dengan berjalan kaki.
Selama 4 hari di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, konsumsi juga ditanggung pihak maktab. Dengan begitu, jamaah tidak perlu merogoh kocek sama sekali untuk konsumsi karena sudah ditanggung pihak penyelenggara.
Penginapan
Disadari atau tidak, letak penginapan merupakan hal yang sangat penting bagi jamaah haji. Hal ini disebabkan kenyamanan beribadah tergantung pada jarak dan kenyamanan di jalan saat menuju tempat ibadah, baik di Masjidil Haram maupun Masjid Nabawi.
Selain harus menghadapi suhu panas di siang hari dan suhu dingin di malam hari yang cukup ekstrim, jamaah juga menghadapi banyaknya debu saat angin bertiup. Semakin jauh jarak pemondokan ke masjid akan memperbesar risiko terpapar suhu dan debu tersebut.
Hal yang tak kalah pentingnya adalah masalah keamanan. Tak sedikit jamaah yang tersesat jauh dari pemondokannya dan menjadi sasaran kejahatan seperti pencopetan maupun penipuan. Oleh sebab itu, semakin dekat pemondokan dengan tempat tujuan ibadah akan semakin baik.
Letak pemondokan jamaah haji reguler selama di Mekkah cukup bervariasi. Rata-rata, jamaah haji reguler dari Indonesia ditempatkan pada ring I yang berjarak maksimal 2 km dan ring II yang berjarak 4 km dari Masjidil Haram. Penempatan jamaah berdasarkan pemondokannya ditentukan dengan cara qur’ah (pengundian).
Bimbingan selama di tanah suci
Selama di tanah suci, semua jamaah haji mendapatkan bimbingan dalam mempermudah dalam menjalankan semua kegiatan, terutama di Mekkah, Arafah, Mudzdalifah, dan Mina. Saat ini, bimbingan bagi jamaah haji regular telah banyak dilakukan oleh KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji). KBIH akan menuntun dan membimbing jamaah selama di tanah air maupun di tanah suci. Namun, pemerintah juga telah membentuk TPHI, yang merupakan petugas khusus dari Departemen Agama yang mendapatkan tugas mendampingi dan mempermudah pelaksanaan ibadah haji selama di tanah suci.
Bimbingan haji ini dilakukan agar para jamaah bisa beribadah dengan khusyu’, tidak kebingungan, dan pada akhirnya bisa meraih kemabruran. Memang, kemabruran haji hanya Allah yang tahu. Adapun jamaah haji sendiri yang harus menjemput dan mempersiapkan diri agar dimudahkan dalam meraih ibadah haji mabrur. Mabrur bukan ditentukan dari fasilitas yang diperoleh dan dinikmati selama menjalankan ibadah haji di tanah suci. Banyak jamaah haji regular, meskipun dengan keterbatasan waktu dan jarak tempuh dari pemondokan, tapi mereka mampu memaksimalkan ibadahnya di tanah suci. Mampu menjalankan ibadah shalat jamaah 5 waktu dan ibadah lain. Mereka benar-benar menyatukan niat dan keihlasan semata-mata mencari ridho Allah dalam memperoleh kemabruran.
Nah, inilah sekilas pemaparan fasilitas yang diberikan pada paket haji reguler. Paket haji reguler diselenggarakan oleh pemerintah, dalam hal ini Departemen Agama. (Jng/RA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar