Laman

Kamis, 31 Mei 2012

Wisata Jabal Magnet Madinah

Satu lagi mukjizat atau dalam bahasa yang lebih ringan disebut fenomena alam di tanah suci Madinah yaitu Jabal (Gunung) Magnet.


Lokasi yang mengandung magnet berkuatan besar itu terletak sekitar 30 kilometer di luar Kota Madinah, Arab Saudi. Orang menyebutnya Gunung Magnet (Jabal Magnet) untuk menjelaskan fenomena ini. Jabal Magnet terletak sekitar 30 km di utara Madinah dan katanya memiliki gaya tarik bumi (yang salah disebut sebagai magnet, padahal gravitasi) jauh lebih besar dari sekitarnya. Kekuatan magnet itu begitu besar sehingga mampu menarik bus yang berpenumpang. Kecepatan itu diperoleh bus tanpa mendapat bantuan mesin karena gigi berada pada posisi netral. Laju bus tanpa gigi persneling itu berlangsung sepanjang empat kilometer. Di jalan sepanjang empat km itu bus tertarik magnet. Setelah melewati empat kilometer, sopir bus harus memasukkan gigi persneling karena pengaruh magnet sudah melemah. Tidak ada batasan yang jelas, mulai dari mana jalan yang memiliki daya magnet itu. Tapi jika dirasakan, pengaruh magnet itu mulai bila kendaraan melaju dari bendungan air yang letaknya tak jauh dari putaran hingga bukit menjelang belokan ke Madinah. Setelah sekitar melaju lima km, kecepatan mobil mulai berkurang sedikit demi sedikit, padahal jalan masih menurun. Akhirnya, mobil memiliki kecepatan lambat saat berada di depan bendungan air.

Dari sejumlah informasi yang berkembang di Medinah, menyebutkan, dulunya Jabal Magnet ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang Arab Baduy. Saat itu si Arab ini menghentikan mobilnya karena ingin buang air kecil. Namun karena sudah kebelet, ia mematikan mesin mobil, tapi tidak memasang rem tangan. Ketika sedang enak-enaknya pipis, ia kaget bukan kepalang, mobilnya berjalan sendiri dan makin lama makin kencang. “Ia berusaha mengejar, tapi tentu saja tidak berhasil. Dan menurut kisahnya, mobilnya tersebut baru berhenti setelah melenceng ke tumpukan pasir di samping jalan,” ungkap Jawahir.
Fenomena yang mengesankan disini adalah efek keterbalikan gravitasi. Saat anda jalan menurun, rasanya sangat sulit. Pedal gas harus di tekan dalam-dalam. Sebaliknya, saat anda menanjak naik, kendaraan seolah bergerak begitu saja. Anda bahkan tidak perlu menekan pedal. Bila anda yang biasa di pegunungan, anda tentunya tahu kalau sebaliknya lah yang masuk akal. Naik sangat sulit karena melawan gravitasi, sementara turun sangat gampang, karena dibantu gravitasi. Bukan hanya dengan kendaraan, menuang air atau menggulirkan bola akan tampak naik mendaki, bukannya turun. Daerah semacam ini bukan hanya ada di Madinah, tapi di China: (Liaoning, Shan Dong, Xi An), Taiwan, Utah, Uruguay, India (Ladakh) dan Korea. Dan tidak ketinggalan di Gunung Kelud, Gunung Semeru dan mungkin di Pager Gunung, Pekalongan, negara kita sendiri. Beberapa orang langsung mengkaitkannya dengan UFO, paranormal, mukjizat religius, hantu, dan hal-hal yang justru lebih aneh lagi dari fenomenanya sendiri.

Menurut fisikawan, dan dibenarkan oleh pengukuran GPS, efek ini semata hanyalah ilusi. Yup. Ilusi yang disebabkan oleh lansekap. Posisi pohon dan lereng di daerah sekitar, atau garis cakrawala yang melengkung, dapat menipu mata sehingga apa yang terlihat menaiki tanjakan sesungguhnya menuruni tanjakan. Berdasarkan yang telah anda duga, tidak di seluruh bagian gunung yang mengalami kondisi ‘ajaib’ ini. Hanya pada titik tertentu, yang langka, yang kondisi-kondisi memungkinkan agar efek ini terjadi. Fisikawan Brock Weiss dari Universitas Negara Bagian Pennsylvania mengatakan “Kuncinya adalah lereng yang bentuknya sedemikian hingga memunculkan efek seolah anda menaiki tanjakan.” Pengukuran GPS yang dilakukan Weiss dan ilmuan lainnya menunjukkan kalau elevasi daerah dasar tanjakan, sesungguhnya lebih tinggi dari elevasi daerah puncak tanjakan. Jalannya sesungguhnya menurun! Pikiran manusia seringkali menipu, dan inilah mengapa kita tidak dapat semata bertopang pada kesaksian, walaupun jujur. Kita memerlukan alat ukur yang lebih canggih dan obyektif. Dalam kasus jabal magnet dan ratusan gunung sejenis di penjuru dunia, bukan Hukum Gravitasi Newton yang salah, tapi pikiran kita sendiri yang tertipu.

Terlepas mau atau tidaknya kita tertipu, Jabal Magnet Madinah ini telah terlanjur menjadi tempat wisata favorit di Madinah. Pemerintah Arab Saudi, menurut Abdul Ghani, lalu menjadikan kawasan itu sebagai tempat wisata andalan yang mampu menyedot jutaan jemaah dan wisatawan dari mancanegara. “Setiap hari lokasi ini selalu dikunjungi jemaah atau wisatawan yang ingin melihat keajaiban alam. Yang berkunjung ke sini bukan hanya warga asing, warga negara Saudi sendiri pun banyak yang sengaja berwisata ke Jabal Magnet,” katanya. Untuk itu, pemerintah Arab Saudi sudah membangun jalan raya yang begitu lebar agar pengunjung bisa merasakan dorongan magnet ketika melaju dengan kendaraannya. Di bagian ujung dibuat jalan melingkar untuk putaran ketika pengaruh medan magnet sudah lemah. Selain itu, di kedua sisi jalan sudah dibangun tenda-tenda untuk pengunjung dan sudah ditanam pohon-pohon agar kelihatan lebih hijau. Bahkan, di sebuah dataran yang berpasir, terdapat arena bermain mobil-mobilan untuk anak-anak. Kawasan ini juga sudah dilengkapi dengan sejumlah toilet untuk umum. Jalan dari Kota Madinah menuju kawasan ini juga sudah lebar dan mulus, sehingga untuk sampai ke lokasi tidak sampai 45 menit dengan mobil kecil atau bus. Pemandangan di kedua sisi jalan menuju kawasan ini juga cukup indah dan menakjubkan. Sebelah kanan dan kiri jalan dikelilingi oleh gunung berbatu. Terdapat juga areal peternakan domba, unta, serta kebun kurma yang membuat gurun menjadi agak menghijau.

Jadi, jika anda bepergian ke Arab Saudi baik untuk beribadah ataupun hanya berwisata dan belum mencoba dorongan misterius dari Jabal Magnet Madinah ini, tidak ada salahnya mencoba fenomena ini dalam hidup anda.

Cr: arminarekasurabaya.wordpress.com, supermilan.wordpress.com, faktailmiah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar