Laman

Minggu, 22 April 2012

Daftar Haji Dengan Antrian Panjang, Tak Perlu Tegang

Hingga tanggal 12 Maret 2012, Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama (Kemenag) mencatat panjang antrean calon jamaah haji (CJH) mencapai 1.758.319 orang. Dari jumlah tersebut, 271.117 orang atau sekitar 15 persen diantaranya masuk daftar resiko tinggi (resti) karena berumur lebih dari 60 tahun. Demikian data yang diberikan dalam website yogyakarta.kemenag.go.id.

Tak perlu panik dan tegang

Cemas bila umur tak sampai hingga sempat menunaikan ibadah haji sangatlah wajar. Terlebih bagi mereka yang telah memiliki kemampuan baik fisik maupun finansial di masa lampau, tetapi baru terbetik keinginan untuk berhaji saat sudah senja.

Dalam buku berjudul Tip dan Trik Ibadah Haji dan Umrah tercantum sebuah hadits qudsi yang berbunyi,

“Sesungguhnya Allah berfirman: ‘Sesungguhnya seorang hamba yang telah Ku-sehatkan jasadnya dan Ku-lapangkan penghidupannya, telah berlalu lima tahun atasnya, dia tidak datang kepada-Ku, benar-benar dia seorang yang diharamkan (dihalangi dari kebaikan-ed.) (HR. Ibnu Hibban)

Memang, pelaksanaan ibadah haji tak lepas dari prosedur teknis. Jika kita ingin berangkat tahun ini tidak serta-merta bisa terlaksana, tergantung dari kuota yang tersedia dan nomor antriannya. Berbeda dengan ibadah lain yang bisa kita lakukan saat kita menginginkannya, seperti shalat, puasa, membaca al-Quran, zakat, dll. Pada haji, ibadah kita dibatasi faktor lain, tidak semata-mata personal.

Sungguh, saya baru menyadari, saya khilaf telah mengabaikan waktu dan mengulur-ulur ibadah haji. Lalu saya harus bagaimana?

Ya, bisa jadi itu yang kita rasakan saat ini. Menyesal atas perlakuan kita yang mengabaikan undangan prestisius dari Allah swt ini, padahal saat itu kita mampu melaksanakannya. Lalu, bagaimana selanjutnya kita bersikap?

Dari Anas r.a, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: “Allah berfirman, ‘Wahai anak Adam! Sesungguhnya engkau selama berdoa dan berharap kepada-Ku, maka aku pasti akan memberikan ampunan kepadamu atas segala dosa-dosamu dan Aku tidak akan peduli. Wahai anak Adam! Andaikata dosa-dosamu sampai ke langit kemudian engkau memohon ampunan kepada-Ku, maka pasti Aku akan memberikan ampunan kepadamu. Wahai anak Adam! Jika engkau datang kepada-Ku dengan membawa kesalahan sepenuh bumi, kemudian engkau dertemu dengan-Ku, tapi engkau tidak menyekutukan-Ku sedikit pun, maka pasti Aku akan datang kepadamu dengan membawa ampunan sepenuh bumi’.” (HR. At-Tirmidzi)

Memang, manusia tidak pernah luput dari khilaf dan kesalahan. Nah, bagaimana selanjutnya dengan masalah antrian haji yang begitu panjang tersebut? Bahkan di beberapa daerah antriannya sudah mencapai 8 tahun berikutnya. Mendaftar tahun 2012, berangkat tahun 2020! Apa yang perlu dilakukan?

Hal yang perlu dilakukan

Berapa pun nomor antrian yang diperoleh calon jamaah haji saat ini, tak perlu cemas. Ya, tak perlu cemas meskipun umur yang dikandung badan sudah semakin senja. Jika Allah swt berkehendak memuluskan jalan seseorang untuk mendekatkan diri kepada-Nya, segala sesuatunya pasti akan dipermudah. Hal yang penting dalam menyikapi hal ini adalah kuatnya keinginan untuk berhaji disertai ikhtiar selanjutnya untuk mewujudkan niat tersebut. Dalam sebuah hadits qudsi disebutkan,

"Jikalau seorang hamba itu mendekat pada-Ku sejengkal, maka Aku mendekat padanya sehasta dan jikalau ia mendekal pada-Ku sehasta, maka Aku mendekat padanya sedepa. Jikalau hamba itu mendatangi Aku dengan berjalan, maka Aku mendatanginya dengan bergegas-gegas." (Riwayat Bukhari)

Tak sedikit kisah seseorang yang naik hajinya dipercepat dari nomor antriannya. Setidaknya terdapat beberapa faktor yang memungkinkan kondisi ini.

1. Adanya penambahan kuota haji, sehingga lebih banyak calon jamaah haji yang diberangkatkan. Nomor antrian pun untuk tahun selanjutnya menjadi maju.

2. Kebijakan pemerintah untuk mendahulukan calon jamaah haji yang sudah lanjut usia.

3. Adanya calon jamaah haji yang sakit atau tidak sanggup melunasi BPIH/ONH sehingga keberangkatannya ditunda. Posisi jamaah tersebut akan diganti dengan jamaah haji di belakangnya yang lebih siap dari sisi fisik dan biayanya.

Dengan adanya faktor tersebut, terdapat peluang agar kita bisa naik haji lebih cepat. Permasalahannya, sudahkah kita persiapkan diri untuk menyambut peluang tersebut? Nah, berikut beberapa persiapan yang harus dilakukan untuk menyambut peluang tersebut.

1. Menguasai manasik (tata cara) haji, dengan begitu kita sudah siap jika sewaktu-waktu mendapat peluang berangkat lebih cepat.

2. Mendaftarkan diri ke kantor agama setempat dan selanjutnya berusaha terus untuk menyiapkan pembayaran sisanya.

3. Menjalin silaturahmi dengan petugas haji, dengan begitu petugas haji punya pandangan alternatif siapa yang bisa ditawarkan sebagai pengganti jamaah yang batal berangkat ke tanah suci.

Setelah menyiapkan ketiga hal di atas, langkah berikutnya yang sangat penting untuk menunjang kesuksesan rencana kita yaitu berdoa kepada Allah swt agar diberikan kesempatan menunaikan ibadah haji. Di samping itu, perlebar terbukanya celah peluang naik haji lebih cepat dengan sedekah. Wallahu a’lam. (RA)

2 komentar: