Laman

Jumat, 13 April 2012

Agar Sedekah Haji Kita Diterima

Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Nabi saw. bersabda, “Ketika seorang hamba berada pada waktu pagi, dua malaikat akan turun kepadanya, lalu salah satu berkata, ‘Ya Allah, berilah pahala kepada orang yang menginfakkan hartanya.’ Kemudian malaikat yang satu berkata, ‘Ya Allah, binasakanlah orang-orang yang bakhil.” (Muttafaq ‘Alaih).

Saya ingin sekali naik haji, tapi...saya juga tidak punya harta yang bisa disedekahkan. Jika mitra haji dan umrah sudah membaca artikel “Kisah Sekuriti Menghajikan Ibunya”, tentu mengetahui kondisi seperti ini, yang dialami oleh sang sekuriti. Ada sebuah hadits yang terkait dengan masalah ini.

Tiap muslim wajib bersedekah. Para sahabat bertanya, “Bagaimana kalau dia tidak memiliki sesuatu?” Nabi Saw menjawab, “Bekerja dengan keterampilan tangannya untuk kemanfaatan bagi dirinya lalu bersedekah.” Mereka bertanya lagi. Bagaimana kalau dia tidak mampu?” Nabi menjawab: “Menolong orang yang membutuhkan yang sedang teraniaya” Mereka bertanya: “Bagaimana kalau dia tidak melakukannya?” Nabi menjawab: “Menyuruh berbuat ma’ruf.” Mereka bertanya: “Bagaimana kalau dia tidak melakukannya?” Nabi Saw menjawab, “Mencegah diri dari berbuat kejahatan itulah sedekah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Barangsiapa ingin doanya terkabul dan dibebaskan dari kesulitannya hendaklah dia mengatasi (menyelesaikan) kesulitan orang lain. (HR. Ahmad)

Sedekah memang ajaib karena dengan sedekah seseorang bisa mendekatkan diri kepada Allah swt dan diterima peromohonannya. Namun, ada sedekah yang tidak memberi manfaat apa pun, bahkan membuat rugi pelakunya. Beberapa hal yang bisa membuat keutamaan sedekah menjadi “cacat” di antaranya sebagai berikut.

1. Mengungkit-ungkit pemberian atau apa yang pernah disedekahkannya

Dari Abu Dzar, ia berkata, Rasulullah saw bersabda:

“Ada tiga golongan yang tidak akan mendapat tegur sapa dari Allah swt pada hari kiamat, tidak (pula) menyucikan mereka, dan bagi mereka azab yang pedih.” Lalu, Rasulullah saw membaca ayat ke-77 dari surat Ali Imran sebanyak tiga kali.”

Abu Dzar berkata, “Tiga golongan itu akan tertipu dan merugi, wahai Rasulullah! Siapakah mereka itu?” Rasulullah menjawab, “(Yaitu), orang yang memanjangkan pakaiannya karena sombong, orang yang menyebut-nyebut pemberiannya, dan orang yang menawarkan barang dagangannya dengan sumpah palsu.” (HR. Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, dan Ibnu Majah)

Adapun ayat yang dimaksud yaitu:

“Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih.” (TQS. Ali Imran: 77)

2. Bersedekah dengan harta haram

“Janganlah kamu mengagumi orang yang terbentang kedua lengannya menumpahkan darah. Di sisi Allah, ia adalah pembunuh yang tidak mati. Jangan pula kamu mengagumi orang yang memperoleh harta dari yang haram. Sesungguhnya, apabila ia menafkahkannya atau bersedekah maka tidak akan diterima oleh Allah. Dan apabila disimpan maka hartanya tidak akan berkah. Bila tersisa pun maka hartanya akan menjadi bekalnya di neraka.” (HR. Abu Dawud)

3. Bersedekah dengan barang yang buruk atau cacat

“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik., dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan, janganlah kamu memilih yang buruk-buruk, lalu kamu menafkahkan darinya. Padahal, kamu sendiri tidak mau mengambilnya, melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan, ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (TQS. Al Baqarah [2]: 267)

4. Menyakiti perasaan si penerima sedekah

“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.” (TQS. Al Baqarah [2]: 263)

5. Sombong dan ingin dipuji

“Dan, janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong), dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (TQS. Lukman [31]: 18)

Lalu, bagaimana seharusnya kita bersedekah? Nah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat bersedekah, selain menghindarkan diri dari hal-hal sebelumnya.

1. Tidak menunda-nunda waktu sedekah

Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata bahwa seseorang telah bertanya kepada Nabi saw., “Ya Rasulullah, sedekah yang bagaimanakah yang paling besar pahalanya?” Rasulullah saw. bersabda, “Bersedekah pada waktu sehat, takut miskin, dan sedang berangan-angan menjadi orang yang kaya. Janganlah kamu memperlambatnya sehingga maut tiba, lalu kamu berkata, ‘Harta untuk Si Fulan sekian, dan untuk Si Fulan sekian, padahal harta itu telah menjadi milik Si Fulan (ahli waris).” (HR. Bukhari - Muslim)

2. Mengutamakan orang yang menjadi tanggungan

Dari Abu Umamah r.a., Nabi saw. bersabda, “Wahai anak Adam, seandainya engkau berikan kelebihan dari hartamu, yang demikian itu lebih baik bagimu. Dan seandainya engkau kikir, yang demikian itu buruk bagimu. Menyimpan sekadar untuk keperluan tidaklah dicela, dan dahulukanlah orang yang menjadi tanggung jawabmu.” (HR. Muslim)

3. Mengutamakan kerabat dekat yang bersikap memusuhi

Sedekah paling afdhol ialah yang diberikan kepada keluarga dekat yang bersikap memusuhi. (HR. Ath-Thabrani dan Abu Dawud)

Nah, itulah beberapa kita yang perlu dilakukan dan dihindari pada saat bersedekah. Jangan sampai keutamaan sedekah kita menjadi hilang dan kita tidak dapat meraihnya. (RA)

Agar Sedekah Haji Kita Diterima 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar