Laman

Selasa, 27 Maret 2012

Ini Dia! Motivasi Meraih Keutamaan Haji








Labbaik Allahumma labbaik. Labbaika la syarikalaka labbaik. Innal hamda wan ni’mata laka wal mulka, la syarika lak

(Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah, Aku penuhi panggilan-Mu. Aku penuhi panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya, segala pujian dan nikmat serta kerajaan adalah milik-Mu., tidak ada sekutu bagi-Mu).

Itulah kalimat Talbiyah yang diucapkan jutaan jamaah haji kala memasuki waktu haji di tanah haji. Sebuah kalimat yang menunjukkan ketundukan, pengagungan, dan rasa syukur kepada Allah swt. Bagaimana tidak, untuk sampai dan menjejakkan kaki pada waktu itu, jamaah calon haji harus menundukkan segala tantangan dan rintangan. Mulai dari kesungguhan niat, keluangan waktu, kekuatan fisik, kesiapan mental, hingga kemampuan harta.

Tanpa ikhtiar yang tinggi, tanpa tekad dan kesungguhan, barangkali mereka lebih memilih tinggal dengan tenang di rumah masing-masing. Tak perlu ada kerepotan saat mengurus berkas-berkas. Tak perlu mempersiapkan fisik dan menjaga pola makan. Tak perlu berlari-lari antara safa—marwa di bawah terik matahari. Tak perlu berdesakan dengan jamaah lain saat thawaf dan lempar jumroh. Tak perlu pula, memaksakan diri mengeluarkan dana yang besar itu.

Namun, itu tidak terjadi bagi sebagian orang lainnya. Untuk bisa “mendapatkan undangan” dari Allah swt, mereka rela untuk berusaha keras, meminta, dan “mengambil hati” Allah swt agar diperkenankan mendapatkan undangan prestisius itu. Mereka tidak khawatir dengan segala kerepotan saat mengurus berkas-berkas. Mereka tidak khawatir dengan kondisi kesehatannya. Mereka tidak khawatir saat beraktivitas di bawah terik matahari. Mereka tidak khawatir saat harus berdesakan dengan para jamaah. Untuk mendapatkan undangan itu, mereka rela bersusah payah agar bisa mendapatkannya.

Berjuta-juta orang ingin menunaikan ibadah haji, bahkan berebut kesempatan untuk menjadi yang lebih dulu. Namun, berjuta-juta pula orang yang masih enggan memenuhi undangan kunjungan ke Baitullah. Mengapa?

Bisa jadi, perbedaan sikap dan antusiasme itu disebabkan tingkat pemahaman seseorang terhadap ibadah haji. Padahal, jika mereka mengetahui, begitu besar keutamaan dari ibadah haji. Tidak hanya bagi kehidupan akhirat semata, tetapi juga efeknya terhadap kehidupan dunia.

Nah, mitra haji dan umrah. Inilah keutamaan ibadah haji, yang telah memotivasi dan sanggup menggerakkan berjuta-juta manusia di seantero penjuru bumi untuk pergi ke tanah suci.


1. Amal yang paling utama

Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW ditanya, "Amal apakah yang paling utama?" Maka beliau menjawab, "Iman kepada Allah dan Rasul-Nya." Ditanyakan lagi, "Kemudian apa?" Beliau menjawab, "Jihad di jalan Allah." Ditanyakan lagi, "Kemudian apa?" Beliau menjawab, "haji yang mabrur." (HR. Bukhari)


2. Jihad yang paling utama bagi para wanita, orang tua, dan orang lemah

Dari Husein bin Ali kw, bahwa seorang laki-laki datang kepada Nabi Saw, katanya: Saya ini penakut dan saya ini lemah. Ujar Nabi: "Ayolah berjihad yang tidak ada kesulitannya, yaitu menunaikan haji" (HR. Thabrani).

Dalam hadits yang lain, Rasulullah Saw bersabda: " Jihad orang yang tua, lemah dan wanita ialah menunaikan haji" (HR. Nasa'i).

3. Penghapus dosa

Barangsiapa mengerjakan haji dan ia tidak bercampur pada waktu terlarang serta tidak berbuat maksiat, maka ia akan kembali seperti saat dilahirkan ibunya (HR. Bukhari dan Muslim).


4. Sebagai duta Allah

Orang yang mengerjakan haji dan umrah merupakan duta-duta Allah. Maka jika mereka memohon kepada-Nya, pastilah dikabulkan-Nya dan jika mereka meminta ampun, pastilah diampuni-Nya (HR. Nasa'i dan Ibnu Majah).


5. Menghapus kefakiran

Dari Abdullah Ibnu Mas’ud, Rasulullah saw bersabda: “Ikutilah antara ibadah haji dan umrah, karena keduanya akan menghilangkan kefakiran dan berbagai dosa, sebagaimana alat peniup api pandai besi menghilangkan kotoran pada besi, emas, dan perak. Dan tiada balasan pahala dari haji yang mabrur, kecuali surga. Tidaklah seorang mukmin yang dalam kesehariannya berada dalam keadaan ihram, melainkan matahari terbenam dengan membawa dosa-dosnya.”


6. Mendapat balasan surga

Rasul Saw bersabda: Umrah kepada umrah menghapuskan dosa yang terdapat diantara keduanya, sedang haji yang mabrur tidak ada ganjarannya selain surga. (HR. Bukhari dan Muslim)


7. Dibanggakan Allah di hadapan malaikatnya

Dari Abdullah bin Umar, Rasulullah saw bersabda: “Apabila mereka wukuf di Arafah, Allah membanggakannya di hadapan para malaikat…” (HR. Ibnu Hibban)



8. Doa-doanya diterima

Dari Abdullah Ibnu 'Umar Radhiallaahu anhu , Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda: "Orang yang berperang di jalan Allah, orang yang haji dan orang yang umrah, adalah tamu Allah. Dia memanggil mereka, maka mereka pun menjawab (panggilan)-Nya dan mereka memohon kepada-Nya. Dia-pun memberikan permohonan mereka."


9. Perlakuan istimewa saat meninggal ketika berhaji

Dari 'Abdullah Ibnu 'Abbas Radhiallaahu anhu, ia berkata: "Tatkala seseorang sedang wukuf bersama Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam dipadang 'Arafah, tiba-tiba ia dijatuhkan oleh binatang (unta) yang dikendarainya dan mematahkan lehernya, maka Rasu-lullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda: 'Mandikanlah dia dengan air dan daun bidara, kafanilah dia dengan dua helai (kain) ihramnya dan jangan kalian menutup kepalanya serta jangan pula kalian beri wangi-wangian padanya, karena sesungguh-nya dia akan dibangkitkan dihari Kiamat dalam keadaan mengucapkan talbiyah.'"


10. Setiap langkahnya adalah kebaikan

Dari 'Abdullah bin 'Umar Radhiallaahu anhu ia berkata, aku mendengar Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda: "Tidaklah unta (yang dikendarai) seseorang yang melaksanakan haji mengangkat kaki(nya) dan tidak pula meletakkan tangan(nya) melainkan Allah mencatat bagi orang itu satu kebaikan atau menghapus darinya satu kejelekan atau mengangkatnya satu derajat."

Itulah keutamaan haji yang membuat berjuta-juta manusia “kepincut” hatinya untuk melaksanakan ibadah ini. Mereka rela mengeluarkan biaya yang berjuta-juta itu, bahkan sampai menjual sawah dan ladangnya agar bisa pergi haji. Nah, sekarang, bagaimana dengan Anda? (RA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar