Laman

Jumat, 30 Maret 2012

Berkat Sedekah, Sekuriti Naik Haji-kan Ibunya



Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rizki), dan kepadaNyalah kamu dikembalikan.” (Al-Baqarah[2]: 245).

Tak heran jika banyak orang menjadikan sedekah sebagai amalan untuk meraih hajat yang diinginkan. Memang, demikianlah keutamaan sedekah yang hasilnya pun telah dibuktikan secara nyata oleh banyak orang. Nah, salah satunya adalah seorang sekuriti pegawai POM bensin yang bisa menghajikan ibunya setelah bersedekah dan memperbaiki shalatnya. Sumber kisah ini disampaikan Ust. Yusuf Mansur dalam sebuah kuliah onlinenya.

Kisah ini berawal saat Ust. Yusuf Mansur sedang berada dalam sebuah perjalanan. Karena capek, ia pun tertidur. Namun tiba-tiba, beliau terbangun karena hendak buang air kecil. Tak lama kemudian ia dan sopirnya mampir ke sebuah POM bensin yang lumayan bagus. Ada minimart-nya, adapula tempat untuk ngopi-ngopi santai.

Saat keluar dari mobil, tiba-tiba ada seorang sekuriti POM Bensin yang memanggilnya.

“Pak Ustadz!” seru sang sekuriti sambil melambai dan mendekatinya. Ust. Yusuf Mansur pun berhenti dan menunggu.

“Alhamdulillah, nih. Bisa ketemu Pak Ustadz. Biasanya kan kita Cuma lihat di TV aja...”

Ustadz Yusuf Mansur pun tersenyum mendengar penuturan sekuriti tersebut. “Saya ke Toilet dulu, ya?” ujarnya.

“Nanti saya ingin ngobrol, boleh Tadz?” lanjut sekuriti.

“Saya lagi buru-buru, loh. Tentang apaan sih?” tanya sang Ustad.

“Saya bosen jadi satpam, Pak Ustadz,” ungkap sang sekuriti.

Sejurus kemudian Ust. Yusuf Mansur tersadar. Barangkali Allah memang punya skenario memberhentikan dirinya di tempat ini dan bertemu dengan sekuriti tersebut.

“Oke, nanti setelah dari toilet, ya?”

Beberapa saat setelah itu...

“Jadi bagaimana, bosen jadi satpam? Emangnya nggak gajian?” tanya Ust. Yusuf Mansur membuka percakapan di kedai kopi sekitar POM bensin itu.

“Gaji mah ada Ustadz. Tapi masa gini-gini aja?”

Selanjutnya obrolan terus berlangsung. Intinya, Ust. Yusuf Mansur menyarakan agar sang sekuriti memperhatikan betul-betul datangnya waktu shalat. Shalat hendaknya di awal waktu. Segera setelah adzan berkumandang atau bahkan sebelum panggilan Allah swt lewat adzan berkumandang. Jika ingin urusannya diperhatikan Allah maka kita pun jangan mengabaikan panggilan Allah. Pakaian pun perlu diperhatikan. Gunakan dan siapkan pakaian terbaik untuk bertemu Allah swt.

“Yang kedua,” lanjut Ust. Yusuf Mansur, “keluarin sedekahnya.”

Sang sekuriti tertawa. “Pak Ustadz, bagaimana mau sedekah. Hari gini aja nih, udah pada abis belanjaan. Hutang di warung terpaksa dibuka lagi. Alias ambil dulu, bayar belakangan.”

Selanjutnya, sang sekuriti bercerita bahwa gajinya sebesar 1,7 juta rupiah per bulan. Itu diperolehnya setelah kerja siang, sore, dan malam selama tujuh tahun. Gaji tersebut untuk bayar motor, kontrakan, susu anak, dan bayar segala macamnya.

“Secara dunianya, lepas aja itu tanggungan. Kayak motor. Ngapain juga ente kredit motor? Kan nggak perlu?” tanya Ust. Yusuf Mansur setelah tahu sang sekuriti tinggal di mess.

“Pengen kayak orang-orang, Pak ustadz,” ujar sekuriti.

“Yaa..., susah kalau begitu mah. Pengen kayak orang-orang, tapi motornya. Bukan ilmu dan ibadahnya. Bukan cara dan kebaikannya. Repot...”

Selanjutnya Ust. Yusuf Mansur menekankan kembali pentingnya tekad kuat sang sekuriti untuk memperbaiki shalatnya. Mulai dari tepat waktu saat shalat wajib, juga menambah amalan shalatnya dengan shalat sunnah seperti shalat taubat, shalat hajat, shalat dhuha, dan shalat tahajjudnya. Sang sekuriti pun berjanji akan melakukan semua amalan tersebut mengajak bersama istri dan anak-anaknya. Ia pun berjanji akan lebih rajin membaca Al Quran.

Mengenai sedekah, sang sekuriti masih sayang menjual motornya untuk sedekah. Uang tidak punya, apalagi emas. Tak kurang akal, Ust. Yusuf Mansur mengusulkan sang sekuriti agar menyedekahkan gajinya bulan depan alias kas bon di awal.

Di lain hari, karena benar-benar ingin merubah hidupnya, sang sekuriti yang aslinya punya gelar sarjana akuntansi ini pun memberanikan diri mengajukan kas bon ke bosnya. Alhamdulillah, dikabulkan. Hal ini disebabkan alasan sang sekuriti yang mengikuti saran Ust. Yusuf Mansur. Sang Bos dan teman-temannya ingin juga melihat bukti dari kehebatan sedekah dengan melihat perkembangan sang sekuriti selanjutnya. Jika sebelum akhir bulan hutang lagi, berarti saran dan perubahan pada sekuriti tersebut gagal.

Setelah ditunggu-tunggu, ternyata si sekuriti tidak juga datang untuk menghutang lagi. Namun, motornya tidak lagi dilihat kawan-kawannya. Apa yang terjadi?

Tadinya, si sekuriti sudah siap-siap mau kas bon lagi, karena sampai pertengahan bulan belum ada tanda-tanda keajaiban. Namun, tanpa disangka-sangka si sekuriti ketiban rejeki nomplok. Meski Cuma memediasi antara penjual dan pembeli, ia mendapat bagian dari transaksi penjualan tanah di kampungnya. Berapa yang didapatkan? 17,5 juta rupiah! 10 x lipat lebih dari yang ia sedekahkan.

Menyadari begitu dahsyatnya kehebatan sedekah, ia malu kepada Allah. Apa yang ia dapatkan sungguh di luar dugaannya. Oleh sebab itu, ia pun menjual motor kesayangannya seharga 13 juta rupiah. Ditambah dengan 12 juta dari hasil transaksi tanah, ia memberangkatkan ibunya naik haji. Sisanya yang lima juta pun menjadi bekal keperluannya sehari-hari. Dengan begitu, ia tidak perlu kas bon lagi.

Cerita sang sekuriti membuat sang Bos menjadi takjub. Dikumpulkannya para staf dan karyawan untuk mendengar penuturan langsung dari sang sekuriti.

Kisah ini bukan bercerita tentang keajaiban sedekah dan shalat semata, tetapi juga tentang keyakinan. Benar, keyakinan bahwa Allah swt yang Maha Kaya. Jika Allah swt sudah berjanji akan memberikan keberuntungan kepada hamba-Nya, ia tidak akan pernah mengingkari janji itu.

Nah, bagi Anda yang ingin naik haji tapi masih memiliki halangan, wujudkan dengan memperbaiki shalat, doa, dan sedekah kita. Dengan melaksanakan itu semua, insya Allah, niat kita naik haji akan menjadi kenyataan. (RA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar